Ironisnya, meskipun sudah beberapa kali terjadi pergantian kepala desa, kondisi jalan tetap seperti dulu — seolah tak pernah menjadi prioritas. Foto terbaru yang beredar menunjukkan betapa parahnya medan yang harus dilalui warga, bahkan untuk sekadar bepergian dengan sepeda motor.
Lebih miris lagi, seluruh perangkat desa di wilayah administratif Nanga Sejirak terkesan bungkam dan tidak menunjukkan sikap terbuka terhadap persoalan jalan ini. Tidak ada pernyataan resmi, tidak ada penjelasan kepada masyarakat, apalagi inisiatif untuk mencari solusi konkret. Sikap diam ini menimbulkan pertanyaan dan kekecewaan besar dari warga yang merasa diabaikan.
"Kami ini bukan minta jalan aspal seperti di kota, tapi paling tidak jalan tanah ini diratakan dan diperkeras. Sekarang kalau hujan, motor pun bisa tergelincir. Kami sudah bosan janji dan rapat, tapi hasilnya nol," ujar seorang warga Nanga Sejirak yang enggan disebutkan namanya.
Keluhan seperti ini bukan yang pertama. Warga telah berulang kali menyampaikan aspirasi melalui musyawarah desa dan forum resmi lainnya, namun hingga kini belum ada tindak lanjut yang nyata.
Kami menyerukan kepada Pemerintah Kabupaten Sintang, DPRD, serta lembaga pengawasan pembangunan agar turun langsung ke lapangan dan mendengar sendiri suara rakyat. Jangan biarkan Desa Sejirak terus terjebak dalam lumpur ketidakpedulian. Jalan adalah urat nadi kehidupan, dan warga desa berhak atas akses yang layak.
Sumber : Masyarakat desa Nanga Sejirak
Publis : Peru
Social Header